予備的

Gado - Gado

Blog yang Mana di buat untuk berbagi posting yang positif, dan berusaha untuk memperbaiki Moral Pribadi dan Ente-ente pada. Dan saya Berharap beberapa darimana posting saya dapat di terapkan di Kehidupan Pribadi lepas Pribadi. Happy Nice Day :
)

Multi-styled Text Generator at TextSpace.net

Sabtu, 10 September 2011

Tugas Estetika

Sebelumnya penulis memohon maaf atas keterlambatan membagikan materi dikarenakan saat mencoba 'tuk ng-share lewat media Facebook, postingan dianggap sebagai Spam

So, tanpa panjang lebar, silahkan Download file Estetika

Tugas Sejarah dan Bahasa. Donlot gan

Rabu, 07 September 2011

Diksi

http://bahasa.kompasiana.com/2010/10/09/diksi-diksi-dalam-puisi/
http://krupukcair.wordpress.com/2010/05/11/pentingnya-diksi-dalam-puisi/
http://asepyudha.staff.uns.ac.id/2009/11/25/diksi-dalam-puisi/
http://www.scribd.com/doc/25974187/Bab-3-Pilihan-Kata-Diksi-3-1-Pendahuluan
http://www.scribd.com/doc/34448032/Diksi-Dalam-Wacana-Iklan-Berbahasa-Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
artikel 1:
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.[rujukan?] Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasikata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkanintonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.

artikel 2:
Pengertian Diksi
Juni 30, 2010 in Sastra | Tags: pengertian diksi
 2 Votes

Seharusnya tulisan ini, krupuKCair tampilkan sebelum menulis Pentingnya Diksi Dalam Puisi. Mungkin karena tidak tahu tentang kerangka berpikir ilmiah yang dituntut untuk berpikir secara terstruktur, maka dari itu krupuKCairmembahasnya loncat-loncat. Sebelum memanjang-lebarkan tulisan, krupuKCairminta maaf kepada seluruh sobat pembaca yang sudi mampi di blog sederhana ini.
Langsung masuk dalam bahasan, diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Penggunaan diksi, menurut sebagian besar orang adalahsangat penting. Alasannya ialah agar apa yang ada dalam pikiran ketika ingin disampaikan bisa diterima oleh si pendengar atau pembaca. Diksi, tidak hanya ada dalam penulisan saja melainkan dalam ucapan juga. Keefektifan dalam memilih diksi sangat diperlukan. Pembicara atau penulis yang terkesan bertele-tele dalam memaparkan idenya, akan membuat pendengar atau pembaca merasa bosan sehingga tidak jadi menuntaskan mendengar atau membaca.

Dalam penulisan karya sastra, sering seorang penulis membuat gaya tulisannya aneh bin nyleneh. Bahkan terkadang, pihak pembaca karya sastra merasa bingung atas karya yang diciptakan karena sulit untuk memahami tulisan yang dimaksud. Hal tersebut dikarenakan dalam karya sastra, biasanya seorang penulis yang memiliki daya estetika tinggi, selalu menggunakan bahasa tingkat kedua. Maksudnya bahasa tingkat kedua ialah penggunaan bahasa yang tidak bisa dibedah secara arti kata saja melainkan dibutuhkan bagaimana memaknai kata tersebut. Pendek kata 
mengartikan arti yang sudah ada.
Pemilihan diksi dalam ucapan dan penulisan menjadi bagian yang sangat penting. Dalam ucapan, seorang penutur seharusnya dituntut untuk berbicara tanpa ada ambigu dalam kata yang diucap. Mengapa? Supaya pendengar dapat mudah memahami. Begitupun dalam menulis artikel atau opini, memilih kata yang pasti dan tidak ambigu adalah hal yang harus dan wajib.
Berbeda dengan menulis karya sastra seperti genre puisi, malahan sebaliknya. Ke-ambiguan seakan suatu keharusan sebab dalam keambiguan tersebut, pembaca karya sastra dipersilahkan memahami puisi tersebut sesuai dengan pemahamannya. Sehingga karya tersebut akan multi interpretable (banyak interpretasi). Puisi dengan ke-ambiguan, menyerahkan segala makna pada pembaca dan penikmat. Kebebasan dalam interpretasi pembaca dihadirkan dalam puisi. Kita terkadang sering membaca puisi dengan kalimat sederhana dan langsung kita tangkap maksud puisi tersebut, namun hal itu terkadang juga hanya memberikan arti yang harus sama dengan penulisnya. Kebebasan melakukan interpretasi dari pembaca menjadi terbatas.
Sekian uraian sedikit pengertian tentang diksi, apabila ada kesalahan dan kekurangan, mohon di tulisa dalam kotak komentar. Terima kasih sudah membaca.

artikel 3:
kayanya sih yg keren ini: bekas donlodan PPT dosen hahahha..

II.Pengertian Diksi
            Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan Gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan. Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.

III.Syarat Ketepatan Diksi
  Syarat Ketepatan Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang – mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kekpada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.

artikel 4:
ini lebih ga usahalagi. tinggal copas juga bisa hahaha..
http://students.sunan-ampel.ac.id/irmanto/2010/04/10/diksi/
maaf link aja habisnya panjang bgt..

artikel 5:
nah yg ini teknik diksinya..
http://menuliskreatif.com/2010/07/teknik-diksi/

artikel 6:
ini klasifikasi data berdasarkan diksi.
http://www.ojimori.com/2011/06/03/klasifikasi-kata-berdasarkan-diksi/..


http://tugasmanajemen.blogspot.com/2011/04/pengertian-fungsi-dan-elemen-elemen.html
http://wisnu10018134.blogspot.com/2011/06/pengertian-diksi.html
http://afrizalchodenk.blogspot.com/2011/07/kosa-kata-dan-diksi.html
http://sejarah.kompasiana.com/2011/02/10/sejarah-renaissance/
http://www.scribd.com/doc/58990426/2/Sejarah-Perkembangan-Tulisan
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2197970-sejarah-perkembangan-tulisan-dalam-bentuk/
http://vlalsnake.blogspot.com/2010/10/sejarah-perkembangan-tulisan.html

Senin, 29 Agustus 2011

Realita, Wartawan, Pengarang, dan Redaktur

Realita


A seorang pemuda tanggung sebatang kara. Ia seorang pencopet, yang biasa melancarkan aksinya di pasar X dua tahun ini, dan sekali pun belum pernah tertangkap.
Tapi, apes. Hari ini ia tertangkap basah. Pedagang dan pengunjung pasar sudah pasti menghajarya kalau saja B, seorang polisi, tidak cepat datang dan membawa A ke kantor polisi untuk di interogasi guna mendapatkan ganjaran setimpal.
Wartawan akan menulis tentang :
A tertangkap saat melancarkan aksinya. Untunglah (kata ini biasa digunakan mungkin karena koran-koran kita diperbolehkan punya empati terhadap pencopet), sebelum sempat dihakimi massa, A digelandang B, yang kebetulan sedang patroli, ke kantor polisi. Di kantor polisi itulah diketahui bahwa A seorang sebatang kara dan belum pernah tertangkap selama beroperasi di pasar X dua tahun ini.
Pengarang akan menulis tentang:
A kepergok saat melancarkan aksinya. Ia segera lari begitu seorang berteriak “copet!”. Lima orang pengunjung pasar mengejar. A sengaja melempar dompet ke tong sampah di sudut pasar agar kejar-kejaran selesai. Tapi tidak segampang itu. Kejar-kejaran berlanjut dan terjadi amat seru, karena A menuju kampung padat penduduk di belakang pasar dengan banyak gang kecil sambung-menyambung. A berhasil melesat lebih cepat dari para pengejar, ia berbelok ke sebuah gang tanpa mengurangi kecepatan larinya. A menabrak gerobak kayu C. C adalah bapak A. C menjual pakaian bekas. Gerobaknya dari papan kayu setinggi dada orang dewasa dengan atap tertutup. A langsung nyemplung ke gerobak dan menutup atapnya sambil minta diantar pulang. C mengira anaknya lari dari perkelahian antar pemuda. C merasa harus menolong. Lima pengejar yang merasa kehilangan jejak bertemu dengan C, dan bertanya kearah mana A lari. C menjawab ia tak berpapasan dengan siapa pun. Lima pengejar itu pun mengumpat: “sialan! bisa lolos juga pencopet tadi!” Mendengar demikian C membelokkan arah gerobak yang tadinya menuju rumah, kini menuju kantor polisi.
Redaktur akan menulis tentang:
Seekor tikus yang tengah menikmati santapan di dalam tong sampah di sudut pasar X. Di saat asyik-asyiknya mengerat roti kepala si tikus kena timpuk dompet. Itu membuatnya kaget, terlonjak, mencicit, kemudian keluar dari tong sampah dengan jalan bagai orang mabuk. Tapi si tikus tetap memutuskan menuju rumah meski kepalanya pusing dengan pandangan berpendar dan berbayang; serasa benda-benda di depannya menjadi dua. Akhirnya, si tikus sampai juga di rumah dan merasa perlu tersenyum lebar karena mendapati isterinya menjadi empat. Tak hanya itu, keempat isterinya pun tampak rukun.

Things to Learn :

Intinya, Manusia itu berlebihan dalam menyikap sebuah masalah sepele. Dalam hal ini, selayaknya manusia berpikir mengenai tindakan yang akan dibuat mengenai sebuah masalah, bukan mencari populularitas dari masalah tersebut.


Cangkul

tidak ada jalan setapak lagi
jika cangkulmu terayun kembali
jalan-jalan akan lapang
dan engkau bisa melewat tenang

tetapi sayang
di negeri yang tengah bergolak
engkau malah inginkan nyenyak
dan mirip penderita rabun
matamu buta lambat laun

dalam teriknya siang
segala bunyi menjadi ngiang
asing dan sumbang
tapi tetap engkau namakan tembang
yang mengantarmu menarik selimut
di negeri terliputi kabut
hingga pada akhirnya
tidak ada jalan setapak lagi
tidak pula jalan lapang

kecuali dalam mimpi
di dalamnya tersandar cangkulmu
yang jemu
lelah tak bisa membangunkanmu



Ciu Cahyono

Hujan

jika hujan turun
membersihkan debu dari gentengmu
buatlah artikel tentang bahaya debu
bagi hidupku

agar aku tahu
bahwa hujan adalah pahlawan
dengan setitik dosa pada debu
yang turut kupikul bersamamu