予備的

Gado - Gado

Blog yang Mana di buat untuk berbagi posting yang positif, dan berusaha untuk memperbaiki Moral Pribadi dan Ente-ente pada. Dan saya Berharap beberapa darimana posting saya dapat di terapkan di Kehidupan Pribadi lepas Pribadi. Happy Nice Day :
)

Multi-styled Text Generator at TextSpace.net

Sabtu, 27 Agustus 2011

Pepatah dan Realita (Just for Joke)

Sebelunya Penulis Berterima kasih dan juga Memohon maaf kepada "orang-orang tua" yang telah menyumbangakan pemikiran Briliant mereka kepada Kami "orang-orang muda".


Awalnya terbesit pikiran mengenai kata pepatah "Waktu adalah Uang", namun setelah memikirkan pepatah tersebut barulah sadar akan maksud yang terkandung. Secara Logika, memang benar akan "Waktu adalah Uang", namun secara realitanya yang menggunakan pepatah tersebut hanyalah segelintir orang, yaitu OP warnet, OP rental PS, Rent Car, PSK, maupun Gigolo.

Kenapa hanya mereka ?

Jika di pikirkan lagi itu tidaklah salah, jika di telaah lagi, Apakah Ojek menggunakan hitungan waktu ? Tidak, Ojek menggunakan hitungan Jarak dan Berat serta Muatan, sedangkan Apakah Bus itu menggunakan Hitungan Waktu ? juga Tidak, sama halnya dengan Ojek, namun Bus hanya menggunakan hitungan Jarak.

Lalu Apakah bidang Kuliner menggunakan hitungan Waktu ? tentu Tidak, bidang Kuliner menggunakan hitungan Rasa, Takaran, Jumlah, dan Dekorasi. Jasa, apakah Jasa menggunakan hitungan Waktu ? Sedikit, Jasa umumnya menggunakan hitungan Jarak, Jenis, Massa, jadi jangan heran.

Anda telah dilengkapi oleh otak yang dapat menyikapi suatu persoalan.


Lalu ada lagi pepatah " Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai Jasa para pahlawan". Anda yang bekerja di bidang Jasa, baik Jasa boga, Jasa Transportasi, maupun Jasa Pemuas, berbanggalah, sebab Anda adalah "Orang Besar", sebagai Ilustrasi "di daerah-daerah seperti Sumatra, yang dimana Bus, dan Angkot masih menjadi Angkutan Primadona Masyarakat, Supirnya rata-rata adalah calon-calon penghuni "Surga", Mengapa ? karena mereka berani bermain dengan jarak, Mengapa Jarak ? Kenapa jarak, karena mereka berani melewati satu sama lain, sedangkan yang berada di sampingnya adalah JURANG, sehingga para penumpang Lebih banyak Berdo'a untuk sang Supir".

Kembali ke Masalah Utama, mengenai Bangsa dan Jasa, Sesungguhnya Penulis sangat Malu dengan Bangsa kita ini, dari atas sampai ke bawah, sama saja. Dari mulai para Pejabat yang Corrupt, Bullshit, hingga yang Lebay, bahkan Alay. Mulai dari Karyawisata (kayak SD) ke luar Negri, Nyolong malah Kabur (Nazaruddin), Kabur dari Rumah (Gayus), Ngumbar-Ngumbar Aib orang (Nazaruddin Lagi), Sogok-Menyogok (Gayus), Nguntit duit Negara di Wisma Atlet (Lagi-Lagi Nazaruddin), di gugat Cerai (Ruhut).

Para Bawahan seperti Rakyat pun semakin menjadi, dari Mungut di penjara, pembantu di Pancung, Pembantu yang selamat malah jadi Tengil, bocah Mesum, Maho Mesum (Ryan), hingga ke ranah publikasi yang menayangkan berita Basi-Bacot-Banksat-Bawel seperti Debat-Debat yang kagak penting, bahkan ranah yang membutuhkan Sportivitas seperti sepak bola pun mengalami gejolak seperti Batalnya Sidang, Khadafi Indonesia, itu baru dari kehidupan berBangsa, di lihat dari dari Jasa para Pejuang, dimana dahulu mereka di elu-elukan, namun kini, mereka terbengkalai bak "seonggok" barang bekas-tua-jadul-kuno-lawas. Mereka yang dahulu bertaruh hidup-mati kini hanya menjadi saksi bisu yang membatu, banyak dari mereka yagn kini merana di kancah kebohongan, pemerintah hanya bisa menyampaikan "Prihatin" tanpa bisa melakukan sesuatu dengan alasan "Modal" pemerintah menelantarkan pionir-pionir bangsa.

Banyak dari mereka yang menyabung nyawa menjadi pekerja kasar, pekerja lepas, ada pula menjadi veteran "terhormat", jangankan para pejuang, bahkan para veteran olahragawan merasakn kejamnya kasih sayang Ibu Pertiwi. mereka yang dulu merasakan hangatnya belaian Ibu Pertiwi ketika harumkan Nama Bangsa, kini hanya menjadi kenangan manis dalam kubur, tatkala sepatu tergantung sebagai tanda selesai.

Jadi intinya " Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai Jasa para pahlawan " bukanlah Bangsa kita, jika guru mengatakan "Bangsa kita adalah Bangsa yang besar" janganlah percaya kepada nya, tetapi kepadaNya lah kita harus percaya. Bangsa kita tidak pernah bisa Besar, karena kita tak pernah punya rasa Peduli, bahkan kepada anak-cucu kita, malah kita memberi anak-cucu kita tanggung jawab besar 'tuk menjaga dan memperbaiki masalah yang di timbulkan dulu.

Apalagi dalam Hal publikasi, Bangsa kita myoritas ingin Eksis, so dengan cara apapun mereka tetap ingin eksis, Bahkan dengan Plagiat pun, mereka akan mengumbar sisi kebodohan mereka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar